Sejumlah Fraksi di DPRD Kota Surakarta memuji
capaian kinerja Pemerintah Kota Surakarta dibawa kepemimpinan Gibran Rakabuming
Raka dan Teguh Prakosa.
Apresiasi
itu disampaikan pada pandangan umum Fraksi terhadap nota pengantar LKPJ Wali
Kota Surakarta Tahun 2022, pada Rapat Paripurna DPRD Kota Surakarta di ruang
Graha Paripurna, Rabu (29/3/2023).
Muhadi
Syahroni S.T dari Fraksi PKS mengapresiasi capaian yang diraih Pemerintah Kota
Surakarta dengan menurunnya angka kemiskinan pada tahun 2022 sebesar 8,84
persen, turun dari angka kemiskinan tahun 2021 sebesar 9,4 persen.
Fraksi
PKS juga mengapresiasi naiknya angka pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta pada
tahun 2022 sebesar 6,25 persen. Dibandingkan tahun 2021 pertumbuhan ekonomi
Kota Surakarta hanya sebesar 4,01 persen.
âIni
menunjukan kinerja yang cukup baik,âKata Muhadi Syahroni
Apresiasi
juga disampaikan Agus Nuryanto, S.Pd dari Fraksi Golkar â PSI. Ia mengapresiasi
positif kinerja Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa beserta seluruh
jajarannya yang telah mampu mengembalikan kondisi pasca Covid-19, terutama
kehidupan sosial kemasyarakatan, pendidikan, aktifitas ekonomi, infrastruktur,
MICE dan lainnya mulai berjalan dalam situasi kota yang kondusif dan aman,
bahkan mampu menekan angka kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
mendorong pendapatan perkapita (PDRB)
mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Fraksi
Golkar-PSI juga mengapresiasi sejumlah pembangunan infrastruktur prioritas yang
telah dicanangkan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka. Hal itu dianggap dapat
menopang kegiatan sosial ekonomi dan pariwisata.
â17 titik
prioritas tersebut adalah sebuah prestasi yang luar biasa diukir pada tahun
2022 oleh Wali Kota Surakarta dan jajarannya, dan dipersembahkan untuk
masyarakat Kota Surakarta. Tentunya hal tersebut sangat membanggakan kita
semua,âkata Agus Nuryanto.
Meski
memuji, sejumlah Fraksi di DPRD Kota Surakarta tetap memberikan beberapa
catatan pertanyaan terhadap nota pengantar LKPJ Wali Kota tersebut. Muhadi
Syahroni menyebut, walau terjadi tren positif capaian penurunanan angka
kemiskinan tersebut masih belum mencapai target RPJMD Tahun 2022 yang
menargetkan angka kemiskinan turun diangka 8,25 persen.
âKendala
apa yang dihadapi sehingga belum mencapai target RPJMD, mohon
penjelasan,âujarnya
Fraksi
PKS juga mempertanyakan apakah dari pertumbuhan ekonomi tahun 2022 tersebut
berpengaruh terhadap capaian menurunkan tingkat pengangguran terbuka di Kota
Surakarta. Fraksi yang memiliki 5 kursi di DPRD Surakarta itu juga
mempertanyakan kendala dan upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta
sehingga pendapatan asli daerah (PAD) pada APBD tahun 2022 hanya terealisasi
sebesar 87,48 persen.
Sementara,
Fraksi Golkar â PSI mempertanyakan bagaimana strategi Pemerintah Kota Surakarta
dalam menjaga daya beli masyarakat, ketersediaan rantai pasok pangan dan
transportasi. âTerkait dengan 17 prioritas pembangunan, mohon penjelasan kapan
penyelesaiannya, terutama yang sampai saat ini belum selesai
pengerjaannya,âtanya Agus Nuryanto.
Sedangkan
H, Agus Setiawan dari Fraksi PAN â Gerindra mempertanyakan realisasi belanja
modal sebesar Rp 380 miliar 623 juta lebih atau 83,86 persen dari semula
dianggarkan sebesar Rp453 miliar 875 juta lebih.
âItu
perlu diapresiasi karena terjadi penghematan. Tetapi yang kami tanyakan
penghematan tersebut dikarenakan adanya belanja yang tidak jadi dilaksanakan
atau terjadi rasionalisasi terhadap anggaran berjalan, mohon penjelasan,âkata
Agus Setiawan.
Fraksi
PAN- Gerindra juga mempertanyakan sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) tahun
2022, âApabila ada berapakah besarannya. Bagaimana perbandingannya dengan Silpa
tahun 2021,âtanya Agus Setiawan.
Sementara
itu, di bagian akhir pandangan umum Fraksi terhadap LKPJ Wali Kota itu, Drs
Paulus Haryoto dari Fraksi PDIP mempertanyakan prakiraan Silpa tahun anggaran
2022 an audit. Fraksi PDIP juga mempertanyakan belanja modal yang hanya
terealisasi 83,86 persen.
âApakah
ada pembangunan atau pengadaan yang tidak terlaksana pada Tahun anggaran 2022.
Disebabkan oleh apa PAD hanya dapat terealisasi dan terserap 87,48 persen, dan
disebabkan oleh apa serapan tersebut dibawah 90 persen,âtanya Paulus Haryoto **